Tugas: Literatur Review 20 Jurnal Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
Rony Bimawan 202146500752
Jurnal 1
Judul: ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER
MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”.
Objek: POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”.
Metode/pendekatan: Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
analisis interpretasi.
Analisis: Pendekatan teori yang digunakan dalam
menganalisis karya poster
ini adalah teori
semiotika komunikasi yang dikemukakan
oleh Ferdinand De Saussure. Teori ini
cukup relevan untuk
menganalisis karya poster, karena
sebuah poster tidak
hanya menyajikan pesan visual
tetapi juga senantiasa menghadirkan teks verbal di
dalamnya sebagai salah satu unsur
komunikasi, dengan demikian
unsur-unsur komunikasi di dalam
poster tersebut
dapat saling melengkapi dan
memberikan kebermanfaatan bagia masyarakat. Semiotika
dapat dijadikan alat
dalam menafsirkan suatu pesan
berupatanda dan bagaimana sistem tanda
tersebut mampu berkomunikasi
di tengah masyarakat.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis sistem penandaan pada
poster Save the Children dapat disimpulkan bahwa makna penanda dan penanda
cukup jelas, baik dari segi visual maupun pesan verbal yang ingin disampaikan.
Secara keseluruhan, makna postingan ini berkaitan dengan kebebasan anak.
Anak-anak memang perlu lebih berhati-hati sejak usia muda, terutama jika
menyangkut kebebasan anak itu sendiri. Anak-anak biasanya masih dalam tahap
penelitian di usia muda dan karena itu selalu ingin tahu tentang apa yang tidak
mereka ketahui.
Jurnal 2
Judul: PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN”
KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE.
Objek: CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI
Metode/pendekatan: Metode deskriptif kualitatif
Analisis: Yang ditandakan dan yang ditandakan memiliki
arti yang berbeda. Segala sesuatu dalam karya sastra memiliki tanda-tanda yang
dapat diamati maka tanda itu mengambil makna baru. Jadi tidak ada batas-batas
tanda dalam fenomena linguistik. Dalam cerpen anak “Ke Hutan” tersebut 11 tanda
yang dapat diamati, yaitu (1) benda untuk menunjukkan maksud, (2) sifat Rakey
karakter, (3) saran yang baik, (4) keadaan yang berlawanan, (5) pengaturan belakang
pengarang, (6) motif tersirat, (7) personifikasi citra kata, (8) solidaritas dan
keramahan, (9) pesan moral, (10) unsur religi dan (11) kesederhanaan pula cantik
alami.
Kesimpulan: Dalam sebuah karya sastra, jika dikaji
menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda
(signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena
setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun
makna tersurat. Pada cerpen anak “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi, terdapat
beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Dengan berbagai tanda
ini dapat diketahui makna yang tergantung dalam setiap kalimat dalam cerpen
anak “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi.
Jurnal 3
Judul: Semiotika Saussure hewan di Zootopia
Objek: Zootopia
Metode/pendekatan: Metode kualitatif
Analisis: Pada bagian pembahasan dan temuan ini,
terdapat tiga karakter hewan dari Zootopia yang akan dianalisis. Mereka adalah
tikus, kelinci, dan rubah. Dalam mencari tahu arti dari masing-masing hewan,
teori yang digunakan adalah semiotika Saussure. Penerapan teori semiotik
Saussure terkait dengan pemahaman makna tanda berdasarkan penanda dan penanda. Ditemukan
bahwa stereotip dari tiga karakter hewan dalam film berbeda dari penerimaan
umum. Tikus yang kotor dan miskin digambarkan berbeda karena mereka kaya dan
makmur. Kelinci yang lemah dan penakut digambarkan kuat dan berani. Yang
terakhir adalah rubah yang tunggal dan berbahaya digambarkan sebagai hewan yang
ramah dan tidak berbahaya.
Kesimpulan: film Zootopia menarik untuk dianalisis
terkait fokus pada tiga karakter hewan. Untuk mengeksplorasi makna yang
terkandung dalam tiga karakter hewan, para peneliti menerapkan teori semiotika
Saussure. Dalam penelitian ini, makna umum merupakan penanda makna dari ketiga
karakter hewan yang dianalisis secara umum. Sementara itu, makna spesifiknya
adalah penandaan tiga karakter animal yang dapat dilihat oleh peneliti melalui
analisis. Dalam film tersebut, ketiga karakter hewan tersebut memiliki peran
yang berbeda jika dibandingkan dengan keberadaan mereka di kehidupan nyata.
Jurnal 4
Judul: Pesan Arti Kreativitas dalam Karya Xu Bing:
Kaligrafi Kata Persegi (Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure)
Objek: Kaligrafi Kata Persegi Karya Xu Bing.
Metode/pendekatan: Metode kualitatif
Analisis: memaparkan hasil analisis yang lebih
mendalam tentang makna pesan kreativitas dalam karya XU BING: Kaligrafi Kata
Kuadrat dengan menganalisis makna di balik kaligrafi Cina menggunakan segitiga
semiotik tanda Ferdinand de Saussure. Karya kaligrafi berjudul tiga peribahasa
Indonesia sekilas tidak memberikan arti apapun karenae kaligrafi yang
dimodifikasi dan asing membuat karya tersebut sulit diidentifikasi. Namun
dengan kita, sebagai manusia, memberi makna pada simbol-simbol verbal dalam
bentuk teks kaligrafi membuat kita memaknai karya kaligrafi tersebut.
Kesimpulan: Karya kaligrafi berjudul tiga peribahasa
Indonesia sekilas tidak memberikan arti apapun karenae kaligrafi yang
dimodifikasi dan asing membuat karya tersebut sulit diidentifikasi. Namun
dengan kita, sebagai manusia, memberi makna pada simbol-simbol verbal dalam
bentuk teks kaligrafi membuat kita memaknai karya kaligrafi tersebut. karya
tersebut. Makna pesan secara lisan memberikan makna peribahasa, yaitu jika
seseorang rajin dan giat dalam melakukan something, maka akan mendapatkan hasil
dan kesuksesan. Diikuti dengan makna pesan nonverbal yang mempengaruhi emosi
seseorang, yang dapat menimbulkan motivasi yang ada dalam diri seseorang.
Jurnal 5
Judul: Analisis Semiotika dalam Puisi “Sajak Balsem untuk Gus
Mus” Karya Joko Pinurbo.
Objek: Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” Karya Joko
Pinurbo.
Metode/pendekatan: Deskriptif kualitatif.
Analisis: Puisi “Sajak Balsem untuk Gus
Mus” tidak dapat dimaknai hanya ditingkat leksikal, tetapi harus melewati tahapan
semiotik, yaitu melalui pembacaan retroaktif atau hermeneutik yang melibatkan
kode-kode di luar bahasa agar makna teks dapat ditemukan dan diselami. Judul
puisi dapat dikaji melalui tahapan semiotik, yaitu Gus Mus bermakna simbolis
yang dikorelasikan dengan penyair melalui aku liris yang implisit
terepresentasikan dalam puisi dan pemikirannya. Korelasi keduanya menunjukkan
penafsiran bahwa kedua simbol tersebut sebagai wujud toleransi antartokoh yang
sekaligus umat Tuhan yang berkeyakinan berbeda, namun memandang perbedaan
sebagai rahmat dan jalan menuju keindahan. “Sajak balsem untuk Gus Mus” sebagai
simbol kehidupan yang saling bertoleransi di atas keyakinan yang sering kali
dianggap sebagai polemik sosial. Melalui sajak balsam, penyair menerangkan bahwa
permasalahan tentang keyakinan itu tidak perlu dibahas berlebihan karena tidak
akan pernah bertemu dengan penyelesaian yang melegakan semua pihak seperti
balsem.
Kesimpulan: Puisi “Sajak
Balsem untuk Gus Mus” dapat dibaca sebagai sebuah interpretasi tentang realita
yang ada dalam kehidupan yang digambarkan dengan kata-kata yang sederhana namun
menyelekit. Dengan kata lain, penulis memberikan semangat kepada orang yang
dituju yaitu Gus Mus tentang keramahan yang ditunjukkan oleh Gus Mus dengan
makna ini.
Jurnal 6
Judul: ANALISIS SEMIOTIKA POSTER
“AYO, LINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19”
Objek: POSTER “AYO, LINDUNGI
DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19
terbitan Kemenkes.
Metode/pendekatan: Deskriptif kualitatif.
Analisis: Pendekatan yang digunakan
pada analisis poster mengenai layanan masyarakat tentang poster “ Ayo, Lindungi
Diri dan Keluarga dari covid 19” menggunakan pendekatan semiotika dari
Ferdinand De Sassuare. Hal ini sangat membantu peneliti dalam menganalisi makna
verbal dan visual yang terkandung pada poster tersebut. Tanda verbal dan tanda
visual pada poster ini menggambarkan penanda dan petanda yang merepresentasikan
makna dari setiap unsur yang ada pada poster tersebut contohnya seperti “Ayo Lindungi Diri dan Keluarga
dari Covid 19”, “Memakai Masker Dengan Benar”, “ Mencuci Tangan Pakai Sabun”, “ Menjaga Jarak
Minimal 1 Meter” dll. Semua kalimat tersebut mempunyai penanda dan petanda
sesuai dengen pendekatan semiotika dari Ferdinand De
Sassuare.
Kesimpulan: Berdasarkan poster
yang berjudul “ Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari covid19” ada dua aspek
yang dirumuskan pada poster ini yaitu aspek visual dan aspek verbal. Pada poster yang
dikeluarkan oleh Kemenkes dan Germas ini merupakan poster yang memiliki desain
yang tepat dengan penempatan unsur verbal dan visul yang tepat. Berdasarkan
analisis menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Sassuare peneliti dengan
mudah menganalisis signifier dan signified yang ada pada poster tersebut.
Jurnal 7
Judul: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI
BUDAYA JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON.
Objek: Film anime Barakamon.
Metode/pendekatan: Deskriptif kualitatif.
Analisis: Hasil penelitian
menunjukkan 9 scene dalam 12 episode yang mengandung budaya Jepang yaitu pada
scene 15 (cara meminta maaf di Jepang), scene 19 episdoe 3 (melempar kue mochi
sebagai rasa syukur), scene 9 episode 4 (representasi kanji), scene 2 episode 6
(tatakrama saat makan di Jepang), scene 5 episode 6 (cara memanggil nama orang
di Jepang), scene 2 episode 7 (Dewa sebagai simbol keberuntungan). Representasi budaya Jepang yang digambarkan melalui
film animeBarakamon berupa tanda yang bersifat verbal dan non verbal, yang
dijadikanpeneliti sebagai tanda dalam memaknai sebuah tanda.
Kesimpulan: Film anime
Barakamon sangat bagus dan tidak mengandung pornografi, sehingga layak ditonton
oleh masyarakat umum. Anime ini direkomendasikan bagi masyarakat yang ingin
belajar atau ingin mengetahui budaya Jepang, terutama budaya Jepang yang ada di
musim panas. Kemudian film anime ini juga memberikan pesan bahwa ketika ingin
berhasil jangan pantang menyerah dan terus berusaha, serta hargai segala
masukan dan kritikan dari orang lain terhadap diri sendiri, untuk memperbaiki
diri sendiri.
Jurnal 8:
Judul: ANALISIS
SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE SEBAGAI REPRESENTASI NILAI KEMANUSIAAN DALAM
FILM THE CALL
Objek: Film
The Call
Metode/Pendekatan: Metode
penelitianyangdigunakan adalah kualitatif dengan paradigma konstruktivis.
Analisis: Metode analisis
yang kami gunakan adalah analisis yang berdasarkan pada semiotika dari
Ferdinand De Saussure dan unit analasis berupagambar yang berisi interpretasi
dalam scene-scenefilm. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui maknapenanda
dan petandapada adegan, dialog dan setting dalamfilmThe Call.Hasil dari penelitian yang berjudul “Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan terhadap FilmThe Call” ini adalah adanya
pesan-pesan yang tersembunyi pada film ini.
Kesimpulan: Dalam film
The Call beberapa scene yang telah kami amati lalu kami analisis dapat
disimpulkan bahwa dari adegan, dialog, dan latar digambarkan bahwa nilai-nilai
kemanusiaan itu selalu hadir disaat apapun seperi dalam masa darurat seperti
nilai cinta, kepedulian, rela berkorban, dan gotong royong menolong sesama.
Jurnal 9.
Judul: Analisis
Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika Model Ferdinand De Saussure)
Objek: Film
“Ku Kira Kau Rumah”
Metode/pendekatan: Metode
kualitatif
Analisis: Film
“KukiraKauRumah” merupakan film yang banyak memiliki sebuah makna. Dalam film
ini juga terdapat pesan moral yang terlihat secara tersirat. analisis makna pesan moral dalam film ini. Diangkat dari
analisis film “Kukira Kau Rumah”, film ini bercerita tentang seorang gadis yang
divonis mengidap penyakit bipolar. Karena sakitnya inilah orang tuanya terutama
papanya menjadi sangat overprotective kepada anak wanitany aini,
hingga papanya sampai melarangnya untuk berkuliah.
Kesimpulan: Setelah
dilakukan analisis pada beberapa scene dengan mengunakan metode analisis
semiotika Ferdinand De Saussure untuk mencari penanda dan petanda sehingga
ditemukan makna pesan dalam film. Film ini memiliki beberapa pesan moral, yaitu
mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dan pemaaf, kesopanan dan menghargai
oranglain, pekerja keras dan pantang menyerah, serta berikan kebebasan kepada
orang lain dan jangan terlalu mengekang orang lain.Terdapat juga pesan
persahabatan dan kesetiaan terhadap teman yang sangat tinggi.
Jurnal 10.
Judul: Analisis sosok
Laisa dengan kajian semiotik Ferdinand De Saussure pada novel dia adalah
kakakku karya Tere Liye.
Objek: Novel
dia adalah kakakku karya Tere Liye.
Metode/pendekatan:
Metode deskriptif dan jenis penelitian kualitatif.
Analisis: Mendeskripsikan analisis sosok Laisa
dengan kajian semiotik Ferdinand De
Saussurepada novel Dia Adalah
Kakakkukarya Tere Lieye. Dimana peneliti
mendeskripsikan sosok Laisa berdasarkan
karakter tokoh yang baik hati, mandiri,
rela berkorban, kuat, penyayang dan juga
sabar, menggunakan kajian semiotik
Ferdinand De Saussure yang memaknai
berdasarkan penanda dan petanda.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Sosok Laisa pada Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye Terdapat 33 tanda sosok kakak yang ada dalam novel Dia Adalah kakakkukarya Tere Liye, yakni; 5 tanda sosok kakak yang baik, 11 tanda rela berkorban, 8 tanda sosok kasih sayang seorang kakak, 1 tanda sosok mandiri, 3 tanda sosok kakak yang kuat,dan 4 tanda sosok kakak yang sabar.
Jurnal 11
Judul : Pemaknaan iklan serial rokok Djarum super analisis
semiotika Ferdinand de sausure
Objek : Iklan serial rokok Djarum super
Pendekatan : metode kualitatif deskriptif
Analisis : penelitian menggunakan “signifier”
atau makna konotasi, “signified” atau denotasi makna dan “penandaan” atau kedua
makna tersebut. Iklan Djarum Super ini Versi “My Great Adventure Indonesia”
menjelaskan jika iklan ini mau menunjukkan kepada publik karakteristik yang
mengarah pada hal-hal positif dari produk itu, itu juga ingin mempresentasikan
jika Indonesia adalah jangkauan potensi alam, keindahan alam dan beragam
budaya. Iklan serial rokok djarum super versi My Great Adventure Indonesia
edisi 2011 ini, tahapan pembedahan maknanya menggunakan signifier (penanda) atau
makna denotasi, selanjutnya menggunakan signified (petanda) atau makna konotasi
dan tahap terakhir menggunakan signification (makna keduanya) agar bisa dipadukan.
Kesimpulan : Iklan rokok djarum seharusnya bisa
menjadi sarana promosi yang tidak hanya dari keindahan alam dan keanekaragaman
suku namun bisa memperlihatkan perkembangan positif dari sisi pemerintahannya,
keadaan tata kota yang membaik dan keramahan orang-orang Indonesia sendiri
Jurnal 12
Judul : Iklan Rokok Class Mild (Act Now) Tahun 2013
di youtube
Objek
: Iklan Rokok Class Mild (Act Now)
Pendekatan : Metode kualitatif deskriptif
Analisis
: mengkaji tanda, simbol, ikon,
dan bahasa yang ditampilkan dalam iklan rokok class mild (act now) tahun 2013 dengan
penanda ( signifier) dan petanda (signified) dari iklan rokok class mild (act
now). Dan metode pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu observasi
penulis langsung memperhatikan, mengkaji, dan mengambil iklan yang ada di media
sosial yaitu YouTube. Studi Pustaka. Penulis melakukan studi pustaka untuk
lebih menambah referensi tentang objek yang dikaji.
Kesimpulan
: iklan rokok merupakan iklan yang
unik dan kreatif. Hal tersebut disebabkan karena produsen rokok tidak boleh
menunjukkan secara langsung produk rokok mereka, sehingga mereka harus berpikir
sekreatif mungkin untuk mengiklankan produk mereka. Salah satu iklan rokok yang
menarik untuk dikaji adalan Iklan Rokok Class Mild yang dimana iklan tersebut
menampilkan peradaban masyarakat modern yang dirundung kompleksitas
permasalahan hidup
Jurnal 13
Judul
: ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME
FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM "BERPAYUNG RINDU"
Objek
: Objek dari penelitian ini adalah
tanda-tanda yang muncul dari film tersebut
Pendekatan
: pendekatan kualitatif
Analisis
: film tersebut menggunakan
analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang difokuskan kepada penanda (signifier)
dan petanda (signified) yang muncul dari film“Berpayung Rindu” dengan
merelasikan beberapa tanda- tanda di dalamnya untuk menentukan makna lalu
mengelompokkan menjadi beberapa jenis tanda sampai kemudian menemukan makna
dibalik tanda yang dipaparkan menggunakan analisis semiotika Saussure.
Kesimpulan
: Film ini lebih mengarahkan ke pesan
moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan
sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan. makna dan
representasi yang terkandung dari film ini yang dapat diambil sebagai pelajaran
adalah keluarga adalah harta yang berharga. Film web series ini disajikan
sebagai pembelajaran bagi orang tua khususnya orang dewasa yang menuju proses
membina keluarga. supaya film yang bernilai edukasi bukan lagi dianggap suatu
hal yang tabu, sehingga banyak masyarakat dapat menjadi lebih selektif untuk
bahan tontonan dikalangan orang dewasa yang menuju proses membina keluarga
secara mandiri dan membuka pemahaman yang lebih positif yang akan berdampak
pada prilaku masyarakat tersebut.
Jurnal 14
Judul : Penafsiran makna lagu tradisional Batak Toba
Andung “SAUR MATUA MAHO INANG”
Objek : Lagu tradisional Batak Toba Andung
“Saur Matua Maho Inang”
Pendekatan : Metode kualitatif
Analisis : Memilah yang dimaksud dengan
signifier (Penanda, aspek material berupa tulisan, gambar maupun suara yang bermakana),
signified (Pertanda; “gambaran mental” pemikiran atau konsep aspek mental dari
bahasa), dan signification pada kalimat didalam puisi.
Kesimpulan : mengetahui arti dati kata Inang dalam tuturan orang batak dan tingkatan- tingkatan bahasa yang seperti apa yang akan digunakan jika lebih tua dari kata atau dengan kata lain orang tua, dan kata – kata seperti apa yang akan dipakai jika sepantaran dengan kita atau seumuran. Unsurelement Sinkronik dan Diakronik yang terdapat dalam lagu batak terutama dalam lagu andung “Saur Matua Maho Inang” dimana awal pertama kalinya orang batak menyanyikan lagu andung biasanya hanya diucapkan secara spontan yang berisikan doa-doa yang dilantunkan kemudian di iringi dengan alat musik ogung atau tata gading yaitu alat musik yang pertama kali ada dimasyarakat batak toba. etiap penggalam dalam lirik dan not dalam nada tersebut harus bisa senada dan sesuai dengan alunan bunyi musiknya baru itu dapat dikatakan menjadi sebuah lagu yang bisa dinikmati bagi banyak pendengar lagu tersebut.
Jurnal 15
Judul : PENERAPAN ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE
SAUSSURE DALAM PERTUNJUKAN KETHOPRAK RINGKES
Objek : Pertunjukan Kethoprak Ringkes
Pendekatan : Metode kualitatif
Analisis : menggunakan analisis
penanda-petanda, hubungan dua kosakata dengan analisis in present-in absentia,
dan lima dialog lainnya menggunakan analisis poros kombinasi dan poros seleksi
Kesimpulan : Gaya banyolan Kethoprak Ringkes nyatanya
banyak menggunakan relasi antara yang hadir dalam pertunjukan dengan relasi
yang tidak hadir. Gaya banyolan yang khas ini nyatanya dapat menunjukkan
kegelisahan dan persoalan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat. Adanya
seni tradisi ini hendaknya terus dilestarikan. Selain sebagai sarana hiburan
masyarakat, juga edukasi perihal keseharian masyarakat. Bahkan pada beberapa
pemaknaan, ternyata kata atau kalimat yang diucapkan merupakan kebiasaan atau
aktivitas masyarakat.
Jurnal 16
Judul : Representasi Nilai Moral Dalam Lirik Lagu
Folklor Gending Joged Nini (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Dalam
Lirik Lagu Gending Joged Nini)
Objek : Lirik Lagu Gending Joged Nini
Pendekatan : metode deskriptif kualitatif
Analisis : Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui representasi nilai moral dengan teori Ferdinand De Saussure. Teori
ini berprinsip bahwa bahasa adalah sistem tanda dan terbagi menjadi dua bagian,
penanda dan petanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu ini terkandung
berbagai hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan kemakmuran dalam hidup.
Kesimpulan : Lagu Gending Joged Nini ini menggambarkan
profesi masyarakat sebagai petani dan menggambarkan harapan masyarakat terhadap
Tuhan berharap agar hasil panen hari ini, esok, dan seterusnya berlimpah. Lagu
ini merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan masyarakat hindu
Bali, khususnya masyarakat Desa Buruan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan
melalui media lagu untuk memberikan pesan dan menasehati orang tanpa terkesan
menggurui orang lain, serta merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Tuhan
melalui media lagu.
Jurnal 17
Judul : Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih
Karya Denny Caknan; Studi Semiotika Ferdinand De Saussure
Objek : lirik, musik (audio) dan gambar dari lagu Ndas
Gerih Karya Denny Caknan
Pendekatan : pendekatan deskriptif kualitatif
Analisis : Fokus pada penelitian ini adalah
nilai-nilai budaya dengan data primernya lagu Ndas Gerih dan data sekunder
berupa artikel, kajian ilmiah, atau dokumen yang memiliki korelasi dengan objek
penelitian. Pengumpulan data kajian ini memakai teknik observasi pada lirik,
gambar, dan suara pada Official video klip lagu Ndas Gerih pada kanal YouTubeDenny
Caknan. Untuk menganalisis data yang sudah didapatkan menggunakan teknik
dekriptif-analisis, kemudian dikaitkan dengan teori signifier dansignified
Ferdinand De Saussure.
Kesimpulan : Nilai-nilai kebudayaan secara spesifik tersematkan atau tertuang dalam lirik lagu, musik pengiring, atau visualisasi pada video klip. Beberapa bentuk atau unsur budaya yang diangkat pada lagu Ndas Gerih antara lain; bahasa, alat musik gamelan, logat Jawa Mataraman, profesi badut, tradisi kenduri/bancaan, agama Islam, dan tarian rakyat Reog Ponorogo. Nilainilai yang dapat ditelusuri melalui tampilan budaya dalam lagu tersebut terdiri atas nilai tradisi, nilai persaudaraan, nilai religius dan nilai ekonomi.
Jurnal 18
Judul : Konstrusik Nilai Romantisme Dalam Lirik Lagu
(Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu "MELUKIS
SENJA")
Objek : lirik lagu yang dinyanyikan oleh Budi Doremi
dengan judul Melukis Senja.
Pendekatan : Metode kualitatif
Analisis : (1) menentukan simbol-simbol yang
mewakili lirik lagu penelitian subjek (2) menuliskan indikator atau bentuk
fisik yaitu lirik lagu Melukis Senja. (3) Signified, konsep tanda. (4) bentuk
simbol dan konsep simbol pada bentuk referensial atau eksternal dengan realis
sosial
Kesimpulan : Penelitian ini menjelaskan bagaimana
nilai-nilai romantisme dibentuk menjadi lirik lagu kemudian diunggah menjadi
sebuah lagu dengan nada atau musik sehingga menjadi sebuah karya yang dapat
dinikmati. Dengan pendekatan semiotika Ferdinan De Sassure sangat tepat untuk mengkontrusi
adanya makna Penanda dan Petanda yang sangat jelas. Makna dari setiap bait di
lirik melukis senja sangat jelas jika diteliti melalui pendekatan Semiotika
Ferdinand De Sausurre.
Jurnal 19
Judul : Konstruksi Makna Postingan Instagram
@najwashihab Dalam Membangun Citra Diri ( Analisis Semiotika Ferdinand De
Saussure )
Objek : Foto serta deskripsi yang ada di akun instagram
@najwashihab
Pendekatan : Metode pendekatan kualitatif
Analisis : Peneliti membagi menjadi dua kategori,
yaitu dalam konteks analisis verbal dan non verbal. Dalam menganalisis secara verbal
peneliti akan menganalisis caption atau keterangan yang terdapat di dalam foto,
dalam menganalisis secara non verbal peneliti menganalisis foto, di mana di
dalam foto tersebut terdapat makna yang terkandung dari gaya foto, serta
fashion yang dikenakan Najwa Shihab
Kesimpulan : Makna pesan verbal dan non verbal pada instagram
@Najwashihab dalam menciptakan citra diri adalah @Najwashihab membentuk citra
diri dengan menggunakan instagram dengan memanfaatkan fitur seperti unggah foto
serta tulisan caption dalam mendeskripsikan foto nya tersebut dan pada caption
atau komunikasi verbal Najwa Shihab pada akun instagram terlihat bahwasanya ia mempunyai
gaya bahasa yang unik serta bisa menyesuaikan pada objek atau foto dan video
yang ia unggah.
Jurnal 20
Judul : Kontruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam
Lirik Lagu (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU “MENOLEH”
OLEH PANDJI PRAGIWAKSONO)
Objek : Lirik lagu “Menoleh” karya Pandji Pragiwaksono
yang dianalisis setiap bait-baitnya
Pendekatan : Metode penelitian kualitatif
Analisis : mengetahui kontruksi nilai-nilai
nasionalisme dalam lirik lagu. Sebuah lagu pasti memiliki sebuah pesan yang
ingin disampaikan oleh penciptanya yang kemudian memiliki kesesuaian makna
antara lirik lagu dengan realitasnya. menjelaskan nilai-nilai nasionalisme
dibentuk menjadi sebuah lirik lagu kemudian diunggah menjadi lagu yang bernada
dan menjadi karya yang bisa dinikmati. Karya tersebut memiliki nilai-nilai
perjuangan para pahlawan dan generasi muda saat ini harus meneruskan perjuangan
guna kemajuan bangsa Indonesia.
Kesimpulan : lagu Pandji Pragiwaksono yang berjudul
‘Menoleh’ memiliki nilai-nilai nasionalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan
penuh makna tentang perjuangan para pahlawan Indonesia yang digunakan untuk mengobarkan
semangat para pemuda untuk meneruskan perjuangan demi kemanjuan negara
Indonesia. Dan lagu ‘Menoleh’ mengkontruksi tentang cinta tanah air serta bagaimana
cara menjaga dan berkontribusi kepada negara. Lagu ini bukan lagu nasional tapi
lagu pop hip-hop yang liriknya tentang perjuangan para pahlawan, lagu tentang
semangat berjuang.
Komentar
Posting Komentar